Jumat, 30 Oktober 2009

Perbanyakan Sanse Cara Potong Daun

Berikut adalah teknik dan trik perbanyakan sanse menurut Iwan Hendrayanta, kolektor sanse di Permata Hijau, Jaksel.

1. Siapkan tanaman induk bahan cacah. Induk mesti sehat dengan panjang daun minimal 15-20 cm.

2. Potong-potong daun sepanjang 5 cm. Susun potongan daun di tempat terpisah supaya tidak terbalik bagian pangkal dan ujung. Bila salah menanam-bagian ujung yang ditancapkan ke media-tunas tak bakalan muncul.

3. Seluruh bagian daun dapat digunakan, termasuk pangkal. Daun yang lebar, dibagi dua.

4. Siapkan pot. Lubangi lagi bagian dasar yang masih tertutup supaya air siraman tidak mengendap. Itu mengurangi risiko busuk.

5. Letakkan styrofoam di dasar pot untuk menambah porositas dan aerasi lancar.

6. Masukkan media pasir hingga ½-¾ volume pot.

7. Olesi pangkal cacahan daun sansevieria dengan perangsang akar. Olesi ujung daun dengan fungisida untuk menghindari busuk.

8. Tanam cacahan daun di media, lalu pendam dengan sisa media hingga mendekati bibir pot.

9. Hasil tanam, jangan disiram dan kena hujan hingga 3 minggu. Letakkan di tempat ternaungi.

10. Anakan siap dipisahkan setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun. Sebetulnya bila daun sehat, anakan dengan 1 daun pun siap dipisah.

11. Tanam anakan di media campuran pasir dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Perawatan selanjutnya seperti tanaman dewasa. Pemberian pupuk 2 kali seminggu diberikan lewat daun.***

(Dari: TRUBUS edisi Maret 2008)

Tanaman Hias Menyegarkan Pikiran

Pasangan Graito Usodo dan Hedy Sunoko di depan rumah kebun di Manglid, Sukabumi, yang dikelilingi tanaman hias.

Rumah kebun pasangan Graito Usodo dan Hedy Yvonne Sunoko di Manglid, Cidahu, Sukabumi, dikelilingi aneka pohon berbunga. Magnolia, cochlospermum atau butter cup tree, gardenia kuning, dan lain-lain, memenuhi halaman. Melangkah menuruni jalan setapak, memandang berkeliling, tampak hamparan sawah. Suara aliran air terdengar jelas, juga dari ruang makan, ataupun teras. Pada sisi lain rumah, Graito dan Hedy sengaja tidak mengusik kerimbunan pepohonan. Ia menyisakan lahan itu sebagai hutan mini.

Di rumah itu pasangan Hedy dan Graito menghabiskan sebagian waktunya, terutama pada akhir pekan. Benar kata Graito, mantan Kapuspen TNI, kawasan itu tenang dan damai. Keruwetan hidup perkotaan akan meleleh begitu menginjakkan kaki di rumah yang sejuk itu. Aneka tanaman, perdu, tanaman rambat, hingga tanaman pohon, menjadi pemandangan utama yang menghampar, sejauh mata memandang dari seluruh ruangan di dalam rumah.

Graito dan Hedy sama-sama menyukai tanaman. Dalam perjalanan dinas, Graito bahkan sering menyisakan waktu untuk "berburu" tanaman. Pasangan itu mendiskusikan tanaman apa yang ditanam sebagai penghias rumah. Jadi, sebagian tanaman hias hasil perburuan yang tidak ditanam sebagai penghias halaman, mereka tempatkan di rumah-rumah kaca di rumah kebun itu.

Niken Puruhita, yang menjalankan usaha pengelola acara (event organizer), juga menganggap penting tanaman sebagai penghias rumah. Pemahaman rumah, baginya, harus mencakup penataan ruang dalam yang mampu memberikan kenyamanan dan pemilihan tanaman yang cocok untuk mempercantik rumahnya, baik sebagai hiasan di dalam rumah maupun di luar rumah.

Tanaman, bagi Niken, pun bukan sekadar hiasan. Tanaman hias harus memenuhi fungsi sebagai "peneduh", setelah penghuni rumah sehari penuh didera kesibukan bekerja. Apalagi jika harus menempuh perjalanan panjang menuju dan pulang dari tempat bekerja. "Seger rasanya kalau melihat banyak daun. Tetapi karena tak punya banyak waktu mengurus, saya memilih tanaman yang tidak repot diurus," katanya, dalam percakapan Kamis (12/6) lalu.

Di rumahnya di Perumahan Barata Ciledug, Tangerang, aglaonema Donna Carmen memenuhi teras rumahnya. Donna Carmen menjadi pilihannya, karena relatif lebih mudah mengurusnya dibandingkan aglaonema yang lain. Selain Donna Carmen, ia juga memiliki aglaonema Lady Valentine.

Walau menganggap penting keberadaan tanaman sebagai penghias rumah, Niken bukan tipe orang yang rajin berburu. Ia bukan tipe kolektor, karena kesibukan bekerja tak memungkinkannya melakukannya. Tanaman hias di rumahnya ia peroleh dari penjual tanaman langganan. Ia mengaku merawat sekadarnya. "Begitu berkembang biak, saya memisahkannya. Lama kelamaan, tetangga juga kebagian," katanya.
Nilai

"Kolektor, hobbyist, dalam mengoleksi tanaman lebih didorong pertimbangan bahwa tanaman yang ia koleksi itu punya nilai dan tidak terlalu sulit dibudidayakan," kata Kurniawan Junaedhie, pencinta tanaman di Serpong, Tangerang, dalam percakapan Rabu (11/6) siang. Tidak mungkin seseorang mengoleksi tanaman yang dianggapnya tidak punya nilai jual. Demikian pula jika tanaman mudah berkembang biak, misalnya melalui bijinya yang melenting. Sebaliknya dengan tanaman hias encephalartos, yang dikenal sangat mahal karena sebagian di antaranya masih harus diimpor. Memerlukan waktu tiga tahun bijinya berkecambah. "Nah, terlalu sulit mendapatkan, merawat, dan mengembangbiakkan pun, menyebabkan tidak banyak yang meliriknya," katanya.

Di Indonesia, Kurniawan, yang juga berprofesi sebagai wartawan, masih ada satu pertimbangan lagi. Semakin langka suatu tanaman hias, semakin jarang orang memiliki, semakin menimbulkan kebanggaan tersendiri. Itu pula sebabnya banyak kolektor bertahan memilih anthurium, aglaonema, philodendron, sansevieria, bromelia, yang banyak beredar di pasaran saat ini. Budi daya tidak terlalu sulit, tetapi perawatan juga tidak terlalu mudah, dan harga di pasaran terus terjaga. Memang, kenyataan anthurium sedang turun di pasaran, tetapi pasar aglaonema mantap.

Kurniawan sendiri mengaku tetap merawat koleksinya, anthurium Jenmanii dan Gelombang Cinta sebaik-baiknya walaupun harga anthurium sedang anjlok, bahkan jatuh pamor. Ia, yang juga dikenal sebagai pengusaha tanaman hias di bawah bendera Toekang Keboen, memang mengawali usahanya dari kecintaan terhadap tanaman. "Harus tahu kapan menempatkan diri sebagai pedagang, dan kapan sebagai hobbyist. Kalau koleksi tak terjual, ya no problem," katanya, dalam langit-langit.com.

Mengoleksi tanaman, memang kemudian terpulang pada tujuan. Kurniawan membedakan jenis itu menjadi kolektor sejati, hobbyist, dan user atau pelaku. Sebagai pedagang, pada saat-saat memasuki masa sepi pasar seperti kali ini, ia tetap bisa santai menghadapinya. Ia mengaku acap menghabiskan waktu bersama teman-temannya, ngobrol sambil minum kopi di depan deretan koleksi anthuriumnya.

Sedikit berbeda dengan Graito-Hedy dan Niken. Tanaman hias bagi mereka adalah unsur yang tidak terpisahkan dari sebuah rumah. Bukan hanya mempercantik penampilan, tanaman hias mampu menyegarkan pikiran setelah bekerja seharian. [SP/Sotyati]


SUARA PEMBARUAN 15 JUNI 2008

Mengawinkan Adenium

MENYILANGKAN ADENIUM

Menyilangkan Adenium bertujuan untuk mendapatkan tanaman baru yang mewarisi sifat-sifat unggul induknya. Sifat-sifat unggul yang diinginkan pada tanaman adenium diantaranya : Bentuk Bunga Adenium , Warna dan corak Bunga Adenium , Warna dan corak daun , Bentuk tanaman dan percabangan. kekompakan dan frekuensi pembungaan maupun kemampuan menghasilkan biji yang banyak untuk keperluan perbanyakan Adenium.

Kamis, 29 Oktober 2009

Cara menyemai biji Ademiun

Berikut cara menyemai Biji Adenium ( sumber : Disini)

* Rendam biji dalam air sekitar 10 menit.
* Siapkan media dalam pot dengan komposisi sekam bakar : cocopeat = 1 : 1 (kalau tidak ada cocopeat, bisa diganti dengan serutan kayu halus) atau cukup dengan sekam bakar saja.
* Isi pot dengan ¾ media.
* Letakkan biji-biji dalam posisi terbaring, dengan jarak masing-masing sekitar 1 cm. Pot ukuran diameter 20 bisa untuk menanam sekitar 100-150 biji.
* Taburi biji dengan sedikit media asal terbenam ( biji jangan terbenam terlalu dalam).
* Semprot dengan air, dengan siraman atau spray halus.
* Tutupi plastik transparan dan letakkan di tempat teduh (tidak boleh terkena panas matahari).
* Semprot dengan air tipis-tipis setiap hari atau tergantung kondisi media agar kelembaban tetap terjaga. Kira-kira seminggu kecambah akan muncul.
* Setelah tumbuh daun, plastik penutup diangkat, tetap letakkan di tempat teduh dan selalu disiram dengan cara spray.
* Setelah 2 bulan [daun berjumlah 6 hingga 8] pindahkan setiap pohon ke polybag kecil atau gelas air mineral, dengan komposisi media adalah sekam bakar : pasir Malang = 1 : 1 (dan tambahan ¼ bagian pupuk kandang yang telah difermentasi atau bukan kotoran ternak baru). Kalau tidak ada pasir Malang (pasir kasar) bisa diganti dengan membuat remahan dari batu bata yang ditumbuk kasar kira-kira berdiameter 1-2 mili (jangan terlalu halus) untuk menjaga sirkulasi udara dalam media.
* Sebelum memasukkan media, bagian bawah polybag beri potongan-potongan stereofoam agar air tidak tertahan di bawah (akan menyebabkan busuk).
* Letakkan tanaman di tempat yang panasnya sedang terkena matahari beberapa jam sehari. Secara bertahap setelah agak besar dipindahkan ke tempat yang kena matahari penuh. [ary]

Rabu, 28 Oktober 2009

Jual : Sikas Rumphii



Bagi anda yang ingin menambah koleksinya, kami sediakan sikas rumphii/ naga. Walaupun sikas ini adalah asli dari Indonesia. Tapi tetap sulit ditemukan di pasaran. Saat ini stock hanya 1 buah. harga @ Rp. 185.000.. Khusus untuk jenis ini belum dapat kami sediakan dalam jumlah banyak.

Jual : Sikas Revoluta Ukuran Sedang



Dijual Sikas Revoluta, Jumlah tangkai daun >4. Harga @ Rp. 130.000,-. Jika anda beli dalam jumlah banyak bisa dinego. Kami jamin harga murah jika dalam jumlah banyak. Cocok dimasukkan kedalam pot ukuran menengah dan diletakkan sebagai penghias taman.

Pengiriman :
- kami dapat mengirim keseluruh pelosok Indonsia.
- jika beli 1 atau 2, sikas dibungkus dengan rapi, akar diberivitamin, ditutup akarnya.
- Tersedia untuk partai banyak. untuk partai banyak silahkan hubungi kontak person yang ada disamping

Jual : Sikas Revoluta



Dijual Sikas Revoluta, Jumlah tangkai daun 4. Harga @ Rp. 60.000,-. Jika anda beli dalam jumlah banyak bisa dinego. Kami jamin harga murah jika dalam jumlah banyak.

Pengiriman :
- kami dapat mengirim keseluruh pelosok Indonsia.
- jika beli 1 atau 2, sikas dibungkus dengan rapi, akar diberivitamin, ditutup akarnya.
- Tersedia untuk partai banyak. untuk partai banyak silahkan hubungi kontak person yang ada disamping

Philodendron



Philodendron adalah sejenis tumbuhan dari suku Araceae, yang mempunyai banyak spesies. Namanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata philo ("cinta") dan dendron ("pohon"). Karena keindahan bentuk dan warna-warni daunnya, Philodendron banyak disukai sebagai tanaman penghias ruangan atau taman.

Philodendron adalah tumbuhan yang banyak dijumpai di hutan tropis seperti di Indonesia. Biasanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab, di rawa, pada tepi sungai, maupun di pinggir jalan. Banyak anggotanya yang hidup merambat pada tumbuhan lain dengan bantuan akarnya.

Anthurium



Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.

Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.

Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.


Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

sumber: wikipedia

Apa itu Sansevieria


Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.

Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan.

Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.

Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.

Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur.

Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.

Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.


Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis yakni yang pertama yaitu sansevieria keturunan asli/spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hibrid.

Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.

apa itu Adenium

Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).

Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.

Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut:

* Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
* Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.

Bentuk

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.

Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.

Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru). Beberapa species asli adenium contohnya Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm). Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh diatas bonggol, diatas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm). Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Adenium

Sansevieria, tanaman penyerap racun

Tanaman indah dan sedap dipandang mata ini habitat aslinya justru di daerah tropis kering (iklim gurun yang panas & pegunungan tandus), memiliki keunggulan yang jarang ditemukan pada tanaman lain. Sansevieria memiliki ciri umum menyimpan air didalam seluruh bagian tubuhnya dalam jumlah banyak, memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri. Oleh Peneliti sering dinamakan dengan tanaman Perintis (Old century plant), yaitu tanaman purba yang mampu bertahan hidup saat tanaman dari famili lain tidak mampu bertahan hidup dilingkungan yang sangat tandus maupun terhadap perubahan suhu yang relatif ekstrim

Bangsa Cina memandang kecantikan Sansevieria dari bunganya yang beraroma wangi oleh karena itu disebut dengan pak lan, sweet mei lan, ylang ylang, dan jasmine.


Bangsa Cina memandang ada 8 kebaikan tanaman Sansevieria ;
1.Kesuburan (tidak membutuhkan media tanam khusus),
2.Panjang umur (tahan terhadap kondisi ekstrim serta anti polutan),
3.Kecerdasan (bisa mutasi bentuk maupun warna),
4.Seni (bisa dibonsai maupun di grouping),
5.Yin-Yang (......),
6.Kecantikan (mempunyai bentuk maupun warna yang unik bahkan ada yang dapat memantulkan sinar),
7.Kekuatan (pertumbuhan yang tegak ditanah maupun di pot), serta
8.Kemakmuran (Kesanggupan beranak baik dari rimpang maupun stek daun, bahkan anakannya dapat menembus tanah & pot).

Konon hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan bahwa Sanseiveira mampu menyerap 107 jenis unsur berbahaya. Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3 cukup ditempatkan Sansevieria Lorentii dewasa berdaun 5 helai agar ruangan itu bebas polutan.

Ciri spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diiantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerapnya sehingga di daerah berlalulintas padat dan di dalam ruangan yang penuh dengan asap nikotin dimanfaatkan sebagai antipolutan (air freshener).Sementara di Afrika getah Sansevieria dimanfaatkan sebagai antiracun ular dan serangga.



Fakta lain tentang Sansevieria adalah :

1. Sanse mengeluarkan Oksigen dan mampu menyerap bau/ polusi yang ada disekitarnya 24 jam terus menerus.
2. Selain dimanfaatkan untuk tanaman Outdoor dilahan terbuka, juga dapat ditanam secara Indoor karena bisa bertahan cukup lama tanpa perlu terkena sinar matahari.
3. Nama jenis Sansevieria lebih pasti karena pemberiannya berasal dari Penelitinya.
4. Dilindungi Organisasi badan Internasional karena di habitatnya sendiri sanseiviera sudah terancam punah.
5. Sampai saat ini tanaman hias yang diakui dunia / memiliki organisasi resmi yaitu Bonsai, Anggrek & Sansevieria (International Sansevieria Sociaty)
6. Dapat mutasi bentuk dan warna
7. Kelangkaan beberapa jenis Sansevieria menjadi tantangan tersendiri bagi Para Hobis untuk memburunya dan memilikinya sehingga masalah harga dinomor duakan. [bb sumber]

Mengenal Tanaman Sikas

Sikas adalah tanaman jurasik yang berumur kurang lebih 240 juta tahun dan diperkirakan merupakan makanan dinosaurus yang herbifora. Sikas bahkan dipercaya sudah tumbuh sebelum tanaman bunga dan fern.

Distribusi Sikas yang sangat luas menunjukkan tanaman ini sangat dominan pada masa prehistorik, sikas dapat ditemui di benua Amerika (Dioon, Zamia, Mikrosikas), Australia (Macrozamia, lepidozamia dan cycas), Asia (cycas), Afrika(Encephalartos , Cycas dan Stangeria). Umur sikas yang begitu tua memberikan kesan prehistorik yang kuat sehingga menjadi buruan banyak hobiis.

Sikas merupakan tanaman berumah 2, ada jantan dan betina, yang bisa dibedakan pada waktu keluar 'bunga' (cone). Yang jantan biasanya kurus dan panjang sedang yang betina pendek dan bulat seperti bola rugby. Di alam penyerbukan dibantu oleh serangga, tetapi dengan banyaknya habitat yang rusak dan perbedaan waktu keluarnya bunga jantan dan betina penyerbukan semakin sulit terjadi. Bantuan manusia sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian populasi di alam.

Panduan pemeliharaan :

1. Air : Tanaman sikas pada umumnya tidak suka terlalu banyak air, hal ini dikarenakan kebanyakan berasal dari daerah yang curah hujan rendah kecuali yang berasal dari hutan hujan Amerika tengah.

2. Media : Semua sikas menyukai media yang sangat poros. dan menyukai pot yang agak dalam agar akar utama (taproot) bisa bertumbuh maksimal terutama untuk tanaman yang baru tumbuh. Akar ini akan membesar seperti ubi untuk dipakai sebagai cadangan makanan. Sebagai panduan campuran media yang dipakai apabila disiram air sebaiknya langsung mengalir dan tidak tertahan.

3. Pupuk : seringkali sikas dianggap bisa tumbuh baik di tanah yang miskin hara, meski ada benarnya tetapi sebenarnya sikas akan tumbuh jauh lebih maksimal dengan pemberian pupuk yang teratur.

4. Cahaya : kebanyakan sikas menyukai cahaya dengan intensitas tinggi untuk menjaga daun tetap sehat dan kompak kecuali beberapa zamia yang menyukai matahari tak langsung.

Engglish

Sikas is jurasik plants that are approximately 240 million years and estimated the food that dinosaurs herbifora. Sikas trusted even before the plants are growing flowers and fern.

Sikas distribution indicates that very large plants is very dominant in the prehistorik, sikas can be found in the continental United States (Dioon, Zamia, Mikrosikas), Australia (Macrozamia, lepidozamia and cycas), Asia (cycas), Africa (Encephalartos, Cycas and Stangeria) . Sikas age so that older prehistorik to give a strong impression so that it becomes much hobiis.

Sikas settle a plant 2, a male and female, who can be on time out 'interest' (cone). The male is usually long and lean are the female short and rounded, such as rugby balls. Assisted in the natural pollination by insects, but with a large number of damaged habitats, and the time difference out male and female flower pollination more difficult to occur. Human assistance is needed to maintain continuity in the natural population.

Maintenance guidelines:

1. Water: sikas plants in general do not like too much water, this is because most came from areas low rainfall, except that the rain forest comes from middle America.

2. Media: All media sikas like a very axis. and a little pot like that in the main root (taproot) will grow to a maximum, especially the new plants grow. The root of this increase, such as cassava will be used as backup for the food. As a guide a mixture of media that is used when disiram water should flow directly and not restrained.

3. Fertilizer: sikas often considered to be able to grow well in poor soil that burly, although there is truth but actually sikas will grow much more with a maximum of a regular fertilizer.

4. Light: most sikas like light with high intensity to keep the leaves remain healthy and compact except for a few zamia not like direct sun.
Indonesian